Selasa, 27 Oktober 2015

Wonderful Journey



Rabu, 14 Oktober 2015 merupakan salah satu hari yang berkesan bagi kami. Pasalnya, pada hari ini kami melakukan perjalanan bersama  (bisa dikatakan tirta yatra sederhana). Kali ini, KMHD YBV Undiksha melaksanakan tirta yatra dengan rute Pura Pulaki, Pura Jaya Prana, Pura Rambut Siwi, dan Pura Bunut Bolong. Tujuan utama kami adalah Pura Rambut Siwi karena kebetulan pada hari tersebut merupakan hari piodalan di Pura Rambut Siwi. 
Pukul 07.00 Wita kami berkumpul di sekretariat KMHD YBV Undiksha. Tak lama kemudian, perjalanan kami dimulai. Pulaki merupakan awal bagi kami menumbuhkan semangat spiritual. Pura Pulaki terletak di Desa Banyupoh Kecamatan Gerokgak, Buleleng, sekitar 53 kilometer di sebelah barat kota Singaraja. Namun jika ingin bersembahyang secara beramai-ramai, umat bisa datang saat digelar rangkaian piodalan yang dimulai pada Purnama Sasih Kapat. Pura Pulaki berdiri di atas tebing berbatu yang langsung menghadap ke laut. Di latar belakangnya terbentang bukit terjal yang berbatu yang hanya sekali-sekali saja tampak hijau saat musim hujan. Pura ini tampak berwibawa, teguh dan agung, justru karena berdiri di tempat yang teramat sulit. Apalagi pemandangan yang ditampilkan begitu menawan. Jika berdiri di dalam pura lalu memandang ke depan, bukan hanya laut yang bakal tampak namun juga segugus bukit kecil di sebelah baratnya yang berbentuk tanjung.
            Kami melanjutkan dengan menuju ke Pura Jaya Prana atau dikenal dengan Pura Teluk Terima. Pura ini dapat ditempuh sekitar 1 jam perjalanan dengan menggunakan mobil/motor dari kota Singaraja. Setelah sampai di lokasi, kita harus berjalan kaki menaiki tangga sekitar satu km untuk mencapai areal Pura Jaya Prana tersebut. Jika baru pertama kali kesana, akan terasa cukup melelahkan. Namun pada kali ini, kami hanya melakukan persembahyangan di pelinggih yang terletak di pinggir jalan. Pura ini terkenal dengan mitosnya yang begitu menakutkan dikalangan remaja khususnya yang berkaitan erat dengan kejadian cinta tak direstui antara Layon Sari dan Jaya Prana.
Akhirnya, setelah 3 jam perjalan dari Singaraja, kami tiba di Pura Rambut Siwi dengan rasa lelah. Namun, hal tersebut terobati dengan pemandangan laut yang begitu indah. Masyarakat Hindu berkumpul untuk melakukan persembahyangan. Pura rambut Siwi merupakan pura untuk memuja Tuhan sebagai dewanya pertanian. Di bagian tenggara Pura Rambut Siwi terdapat Pura Segara. Pura ini ada juga yang menyebutnya Pura Taman. Bersebelahan dengan Pura Segara itu terdapat Pura Goa Dalam dan Pura Penataran. Dalam acara persembahyangan apalagi kalau ada pujawali atau piodalan, ketiga pura itu sangat nampak keterkaitannya. Pujawali diadakan setiap enam bulan wuku yaitu pada hari Buda Umanis Prangbakat. Umumnya kalau kita bersembahyang ke Pura Rambut Siwi ini pasti juga dilakukan persembahyangan di Pura Segara, Pura Goa Dalam dan Pura Penataran. Di sebelah barat daya kita jumpai Pura Rambut Siwi yang berdiri megah. Memperhatikan susunan letak tiga pura tersebut nampak pura tersebut sangat tua umurnya. Karena sebelum Mpu Kuturan mengajarkan pembangunan Kahyangan Tiga di setiap desa pakraman di Bali sudah ada empat jenis pura di setiap kerajaan di Bali yaitu Pura Segara, Pura Goa Dalam, Pura Penataran dan Pura Puncak. Pura Rambut Siwi ini tergolong Pura Puncak-nya karena letaknya di puncak atau di dataran tinggi kalau dilihat dari Pura Segara dan Penataran. Hal ini melambangkan pemujaan Tuhan menjiwai Bhur Loka, Bhuwah Loka dan Swah Loka. Tiga pura tersebut melukiskan bahwa Tuhan itu ada di mana-mana, di alam bawah, tengah maupun di alam atas.
Sebelum melakukan persembahyangan di utama mandala, kami terlebih dahulu melakukan persembahyangan di Pura Segara, Pura Goa Dalam dan Pura Penataran. Ketiga pura tersebut Mengelilingi pura puncak, yaitu Pura Rambut Siwi. Begitu panasnya kami rasakan ketika melakukan persembahyangan, namun kami percaya bahwa hal tersebut adalah tantangan untuk mencapai kesabaran yang sempurna. Setelah 1 jam berlalu, akhirnya kami melakukan tujuan utama, yaitu melakukan persembahyangan di Pura Puncak. Begitu senangnya kami rasakan ketika tiba disana. Melihat umat Hindu yang ramai melakukan persembahyangan dengan tanpa lelah, kami berpikir bahwa begitu indahnya Bali ini yang memiliki beribu pura dengan umat yang setia melakukan yadnya.
Tahukah kamu, mengapa pura tersebut dikenal dengan nama Pura Rambut Siwi? Dalam mitologi Hindu, menurut Mpu Bhaskara Murti dari Geria Madu Sudana di kota Negara, saat Mpu Dang Hyang Nirartha ke Bali salah satu pura yang beliau kunjungi adalah Pura Rambut Siwi. Saat beliau memasuki pura, penjaga pura mengharuskan agar Mpu Dang Hyang Nirartha sembahyang di pura tersebut. Kalau tidak, beliau akan diterkam oleh harimau. Karena diharuskan, menyembahlah beliau di pura tersebut. Ternyata pura tersebut menjadi hancur berantakan. Karena demikian, penjaga pura akhirnya mohon maaf kepada Mpu Dang Hyang Nirartha. Di samping itu penjaga pura mohon agar pura itu dikembalikan pada keadaan semula. Atas kewisesaan Mpu Dang Hyang Nirartha, pura itu pun kembali utuh seperti sediakala. Mpu Dang Hyang Nirartha mengambil sehelai rambut beliau diletakkan di pura tersebut untuk dijadikan sarana pemujaan di pura tersebut. Sejak itulah pura tersebut bernama Pura Rambut Siwi.
Kami melanjutkan perjalanan ke Pura Bunut Bolong yang terletak di kabupaten Jembrana. Setelah selesai melakukan persembahyangan, kami pun melanjutkan perjalanan ke Singaraja. Akhirnya, kami sampai di Singaraja pada pukul 19.00 Wita. Jika di hitung, perjalanan yang kami lakukan pada hari itu kurang lebih selama 12 jam.
Inilah perjalanan singkat yang penuh makna dari kami. Sinar mentari bak menyulutkan api suci yang akan menuntun kami untuk melangkah. Air yang mengalir dari tubuh kami seakan tiada berarti.
Semoga, kegiatan yang kami laksanakan ini dapat mendekatkan kami kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan mempererat tali persaudaraan diantara pengurus dan anggota KMHD YBV Undiksha.









“Satyam Evam Jayate “


Daftar Pustaka
Gobyah, Ketut. 2013. Pura Rambut Siwi. Dalam http://www.babadbali.com/pura /plan/rambut-siwi.htm. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2015.

~Tim Pers KMHD YBV Undiksha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar