Sabtu, 08 Agustus 2015

KITA



Perselisihan hanya akan membawa bencana dan petaka, ya, itu yang memang selalu terjadi, namun terkadang dalam perselisihan akan membawa kita menuju lembaran baru dari sisi dan sudut pandang kita menilai, terkadang kita perlu untuk keluar dari zona nyaman dan menjelajah untuk menemukan zona nyaman lainnya, namun pertanyaannya maukah kita keluar dari zona nyaman itu?, mampukah kita melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda?
Banyak orang bijak diluaran sana yang dengan gampangnya memberi petuah namun hanya segelintir yang mampu merefleksikan apa yang beliau utarakan. Berbicara itu mudah sama hal dengan menarikan tinta hitam pada pena di atas selembar kertas, namun bagaimana menjadikan goresan tinta tersebut memiliki makna, arah dan tujuan itu lah hal yang perlu di pertanyakan.
Manusia tidaklah sempurna, terkadang penuh amarah, memiliki ke egoisan, adanya ambisi, terkadang merasa tersakiti, merasa terhianati, bahkan merasa terkucilkan, dua hal yang dapat menyebabkan hal ini terjadi, perkataan benar yang disalahkan, serta perkataan yang salah dibenarkan. Bukan lah hal yang mustahil perselisihan akan timbul.
Banyak yang mengatakan permasalahan muncul dari diri sendiri dan penyelesaiannya juga ada pada diri sendiri, berpikir melingkar mengetahui sebab dan akibat, namun terkadang permasalahan perlu diutarakan, permasalahan perlu di terjemahkan hingga pihak yang berselisih saling memahami posisi satu sama lain, tak jarang akhir dari perselisihan adalah perang dingin, main sindir, mendendam  dan sikap pengecut lainnya, namun hanya segelintir orang yang mau berpikir lepas dari zona nyaman dan berani mengakui kekalahan dan berani mengakui kesalahan.
Siapakah mereka? Masih adakah mereka? Orang yang tunduk dan taat pada ajaran agamanya pasti mengerti, orang yang yakin dan percaya dengan Tuhannya pasti memahami, dimanapun dan kapanpun Tuhan akan selalu membalas perbuatan kita melalui tangan-tangan suci-Nya. Sejatinya zona nyaman yang kita tempati hanya segelintir dharma yang kita miliki, kunci memiliki kebenaran dalam diri ialah menerima diri kita apa adanya, jujur pada diri sendiri serta jujur pada orang lain, karna dengan mengetahui diri kita sendiri dan jujur pada hati nurani akan membawa kedamaian dalam diri.
Semua ajaran itu benar dan akan menjadi benar jika penerapannya yang benar, kasih sayang pada ajaran dharma yang akan menuntun kita pada yang maha pencipta, hal ini mengajarkan bahwa mengungkapkan apa yang di pendam hati nurani jauh lebih baik dari pada menyelipkan senyum pahit dibibir, memahami posisi diri sendiri dan orang lain serta berhenti bertindak pengecut.
Hunuskan pedang pada kejahatan yang ada pada diri, kekang amarah dan rantai emosi, patahkan keangkuhan dalam diri, bertahtalah pada kasih sayang dan jiwa pemberani, hal ini dapat dimulai dengan menerima jati diri, bukan karna kamu, dia dan mereka, tapi karna kita ada untuk mendharmakan adharma mulai dari diri sendiri.
By: Dhiras Hardyanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar