Rabu, 14 Oktober 2015 merupakan salah satu hari yang berkesan bagi kami. Pasalnya, pada hari ini kami melakukan perjalanan bersama (bisa dikatakan tirta yatra sederhana). Kali ini, KMHD YBV Undiksha melaksanakan tirta yatra
dengan rute Pura Pulaki, Pura Jaya Prana, Pura Rambut Siwi, dan Pura Bunut
Bolong. Tujuan utama kami adalah Pura Rambut Siwi karena kebetulan pada hari tersebut
merupakan hari piodalan di Pura Rambut Siwi.
Pukul 07.00 Wita kami berkumpul di sekretariat KMHD YBV Undiksha. Tak lama kemudian, perjalanan kami dimulai. Pulaki merupakan awal bagi kami menumbuhkan semangat
spiritual. Pura Pulaki terletak di Desa Banyupoh Kecamatan Gerokgak, Buleleng,
sekitar 53 kilometer di sebelah barat kota Singaraja. Namun jika ingin bersembahyang
secara beramai-ramai, umat bisa datang saat digelar rangkaian piodalan yang
dimulai pada Purnama Sasih Kapat. Pura Pulaki berdiri di atas tebing berbatu
yang langsung menghadap ke laut. Di latar belakangnya terbentang bukit terjal
yang berbatu yang hanya sekali-sekali saja tampak hijau saat musim hujan. Pura
ini tampak berwibawa, teguh dan agung, justru karena berdiri di tempat yang
teramat sulit. Apalagi pemandangan yang ditampilkan begitu menawan. Jika
berdiri di dalam pura lalu memandang ke depan, bukan hanya laut yang bakal
tampak namun juga segugus bukit kecil di sebelah baratnya yang berbentuk
tanjung.
Kami melanjutkan dengan menuju ke Pura
Jaya Prana atau dikenal dengan Pura Teluk Terima. Pura ini dapat ditempuh
sekitar 1 jam perjalanan dengan menggunakan mobil/motor dari kota Singaraja.
Setelah sampai di lokasi, kita harus berjalan kaki menaiki tangga sekitar satu
km untuk mencapai areal Pura Jaya Prana tersebut. Jika baru pertama kali
kesana, akan terasa cukup melelahkan. Namun pada kali ini, kami hanya melakukan
persembahyangan di pelinggih yang terletak di pinggir jalan. Pura ini terkenal dengan mitosnya
yang begitu menakutkan dikalangan remaja khususnya yang berkaitan erat dengan
kejadian cinta tak direstui
antara Layon Sari dan Jaya Prana.
Akhirnya, setelah 3 jam perjalan dari Singaraja, kami tiba di Pura
Rambut Siwi dengan rasa lelah. Namun,
hal tersebut terobati
dengan pemandangan laut yang begitu indah. Masyarakat Hindu berkumpul untuk
melakukan persembahyangan. Pura rambut Siwi merupakan pura untuk memuja Tuhan
sebagai dewanya pertanian. Di
bagian tenggara Pura Rambut Siwi terdapat Pura Segara. Pura ini ada juga yang
menyebutnya Pura Taman. Bersebelahan dengan Pura Segara itu terdapat Pura Goa
Dalam dan Pura Penataran. Dalam acara persembahyangan apalagi kalau ada
pujawali atau piodalan, ketiga pura itu sangat nampak keterkaitannya. Pujawali
diadakan setiap enam bulan wuku yaitu pada hari Buda Umanis Prangbakat. Umumnya
kalau kita bersembahyang ke Pura Rambut Siwi ini pasti juga dilakukan
persembahyangan di Pura Segara, Pura Goa Dalam dan Pura Penataran. Di sebelah
barat daya kita jumpai
Pura Rambut Siwi yang
berdiri megah. Memperhatikan susunan letak tiga pura tersebut nampak pura
tersebut sangat tua umurnya. Karena sebelum Mpu Kuturan mengajarkan pembangunan
Kahyangan Tiga di setiap desa pakraman di Bali sudah ada empat jenis pura di
setiap kerajaan di Bali yaitu Pura Segara, Pura Goa Dalam, Pura Penataran dan
Pura Puncak. Pura Rambut Siwi ini tergolong Pura Puncak-nya karena letaknya di
puncak atau di dataran tinggi kalau dilihat dari Pura Segara dan Penataran. Hal
ini melambangkan pemujaan Tuhan menjiwai Bhur Loka, Bhuwah Loka dan Swah Loka.
Tiga pura tersebut melukiskan bahwa Tuhan itu ada di mana-mana, di alam bawah,
tengah maupun di alam atas.
Sebelum melakukan persembahyangan di utama mandala,
kami terlebih dahulu melakukan persembahyangan di Pura Segara, Pura Goa Dalam
dan Pura Penataran. Ketiga pura tersebut Mengelilingi pura puncak, yaitu Pura Rambut
Siwi. Begitu panasnya kami rasakan ketika melakukan persembahyangan, namun kami
percaya bahwa hal tersebut adalah tantangan untuk mencapai kesabaran yang
sempurna. Setelah 1 jam berlalu, akhirnya kami melakukan tujuan utama, yaitu
melakukan persembahyangan di Pura Puncak. Begitu senangnya kami rasakan ketika
tiba disana. Melihat umat Hindu yang ramai melakukan persembahyangan dengan
tanpa lelah, kami berpikir bahwa begitu indahnya Bali ini yang memiliki beribu
pura dengan umat yang setia melakukan yadnya.
Tahukah kamu, mengapa pura tersebut dikenal dengan nama
Pura Rambut Siwi? Dalam mitologi Hindu, menurut Mpu Bhaskara Murti dari Geria
Madu Sudana di kota Negara, saat Mpu Dang Hyang Nirartha ke Bali salah satu
pura yang beliau kunjungi adalah Pura Rambut Siwi. Saat beliau memasuki pura,
penjaga pura mengharuskan agar Mpu Dang Hyang Nirartha sembahyang di pura
tersebut. Kalau tidak, beliau akan diterkam oleh harimau. Karena diharuskan,
menyembahlah beliau di pura tersebut. Ternyata pura tersebut menjadi hancur
berantakan. Karena demikian, penjaga pura akhirnya mohon maaf kepada Mpu Dang
Hyang Nirartha. Di samping itu penjaga pura mohon agar pura itu dikembalikan
pada keadaan semula. Atas kewisesaan Mpu Dang Hyang Nirartha, pura itu pun
kembali utuh seperti sediakala. Mpu Dang Hyang Nirartha mengambil sehelai
rambut beliau diletakkan di pura tersebut untuk dijadikan sarana pemujaan di
pura tersebut. Sejak itulah pura tersebut bernama Pura Rambut Siwi.
Kami melanjutkan perjalanan ke Pura Bunut Bolong yang terletak di kabupaten Jembrana. Setelah selesai melakukan persembahyangan, kami pun melanjutkan perjalanan ke Singaraja. Akhirnya, kami sampai di Singaraja pada pukul 19.00 Wita. Jika di hitung, perjalanan yang kami lakukan pada hari itu kurang lebih selama 12 jam.
Inilah perjalanan singkat yang penuh makna dari kami. Sinar
mentari bak menyulutkan api suci yang akan menuntun kami untuk melangkah. Air
yang mengalir dari tubuh kami seakan tiada berarti.
Semoga, kegiatan yang kami laksanakan ini dapat mendekatkan
kami kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan
mempererat tali persaudaraan diantara
pengurus dan anggota KMHD YBV Undiksha.
“Satyam Evam Jayate “
Daftar
Pustaka
Gobyah, Ketut. 2013. Pura Rambut
Siwi. Dalam http://www.babadbali.com/pura
/plan/rambut-siwi.htm. Diakses pada tanggal
17 Oktober 2015.
~Tim Pers KMHD YBV Undiksha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar