Judul :
Bali Santhi 4 (Lukisan Indah Kehidupan)
Pengarang :
Gede Prama
Penerbit :
Paramita Surabaya
Tebal :
135 halaman
Merawat
warisan kekayaan pulau surga dari para tetua bali tidak semudah yang
dibayangkan. Bergelut dengan zaman dimana uang menjadi raja, politik
menjadi wahana kekisruhan serta kekuasaan menjadi pengantar ketamakan
adalah warna warni yang sangat jauh dari tradisi orang Bali, yang
sesungguhnya Santhi.
Buku
edisi ke empat Bali Santhi oleh Gede Prama ini mencoba mengingatkan
kita untuk pulang ke rumah yang Santhi. Bali yang Santhi.
Menggambarkan santhi melalui lukisan indah kehidupan dengan kuas
yang bernama kasih sayang. Menemukan kesenian yang lama hilang dengan
memeluk lembut kehidupan melalui rasa syukur dan terimakasih.
Menemukan semua disebuah kedalaman gelombang yang menenangkan, yang
meyakini sehat merupakan suatu peluang untuk bekerja, berdoa dan
menolong. Sakit adalah waktu ketika kehidupan memberikan nasihat akan
pentingnya beristirahat dan memperbaiki beberapa hal, sukses adalah
sebuah energi motivasi, gagal adalah kesempatan untuk menarik nafas
dan belajar tahu diri dan rendah hati. Merekalah yang menjadi
kanvasnya sebuah lukisan indah kehidupan.
Buku
ini mengingatkan pesan tetua Bali yang perlu diinternalisasi lebih
dalam yaitu “ketulusan, kejujuran, keikhlasan itulah meditasi
sehari-hari yang sesungguhnya”. Jika mampu menekuni dan
menjernihkan semua drama-drama dalam kehidupan maka kita akan amat
sangat kaya terhadap pembelajaran dan bimbingan dibaliknya.
Pencapaian sebuah pencerahan juga menjadi suatu hal penting yang
dijelaskan buku ini, Pencerahan yang mungkin terjadi jika manusia
memandangnya sebagai sebuah totalitas. Pencerahan yang mampu merubah
setan dan kesialan menjadi bahan-bahan pertumbuhan melalui praktik
meditasi yang mendalam. Menjadi makhluk tercerahkan artinya memiliki
badan, batin dan hati yang serupa. Disiplinnya bernama badan, ruangan
yang sangat luas hingga tak mudah menghakimi bernama batin dan
pelayanan penuh kasih sayang bernama hati.
Tidak
ada ruang untuk kekerasan karena dipeluk lembut senyuman dan kasih
sayang, itulah rumah orang Bali. Pulaglah ke rumah sejati yang
dipenuhi kasih sayang adalah pesan penting dalam buku ini. Dalam
kutipan bukunya Gede Prama juga mencantumpak pesan “nyatakanlah
dengan bunga, bunga kasih sayang. Dengan bunga seperti inilah Bali
bisa dikembalikan menjadi morning of the world, the last paradise and
the island of love”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar